Remaja dan Orang Eropa Bosan Dengan Facebook


London - Kaum remaja di Eropa kini mulai bosan dengan jejaring sosial Facebook. Dibanding menggunakan jejaring besutan Mark Zuckerberg itu, kini mereka memilih jejaring sosial lainnya.
Penelitian yang digelar Departemen Anthropologi University College, London para remaja menilai Facebook sudah tak asyik lagi. Satu hal paling mengganggu keasyikan mereka adalah, orang tua mereka berbondong ikut bergabung dan memiliki akun Facebook.
Penelitian yang didanai Uni Eropa ini meneliti remaja berusia 16-18 tahun di tujuh negara Eropa. Para remaja ini kini sudah tak nyaman dengan Facebook. Kondisi ini berbalik dibanding dulu. Dulu, para orang tua cemas anaknya bermain Facebook. Kini, para remaja malu bermain Facebook karena orang tua mereka ikut bergabung. Para remaja itu kini tak lagi leluasa bersuara di Facebook. Bermain Facebook, dengan adanya orang tua mereka, serasa duduk di meja makan malam keluarga.
Daniel Miller, profesor Material Culture di University College menilai Facebook tak hanya turun pamornya di mata remaja. "Tapi sudah mati dan terkubur," ujarnya, seperti dikuitp Cnet, Jumat (27/12).
Sebagai gantinya, mereka mulai memilah jenis-jenis sosial media yang disesuaikan dengan fungsinya. Mulai dari Snapchat, Instagram, Twitter hingga Whatsapp. Untuk hal-hal yang sensitif dan kelakar, mereka menggunakan jejaring sosial Snapchat. Bagi remaja, jejaring ini menarik karena tak ada data yang disimpan. Tak heran, Facebook beberapa waktu lalu berniat membelinya hingga US$ 3 miliar. Untuk foto dan gambar para remaja menggunakan Instagram, yang kini dimiliki Facebook. Untuk bertukar pesan dengan orang terdekat, mereka memakai Whatsapp. Sedangkan untuk suara-suara yang memang diniatkan untuk publikasi, mereka menggunakan Twitter.
www.ceaster.com Ceaster Corp